'EMBRIOLOGI' BAGAIMANA AL-QURAN BERBICARA

Disediakan Oleh : Mohd Faizal bin Hussin
Fakulti : Usuluddin (Jurusan Tafsri dan Hadis)
Dibentangkan : 30 April 2010
Tempat : IAIN Ar-Raniry (Aceh)

            Al-Quran merupakan kitab wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya yang mulia Muhammad saw. lebih empat belas abad yang lalu. Ia diturunkan secara berangsur-angsur memakan masa lebih dua puluh tahun. Ia tidak berubah dan tidak dapat ditandingi sehingga akhir zaman. Al-Quran merupakan mukjizat yang teragung untuk dipelajari, dijadikan panduan dan diamalkan oleh seluruh umat manusia sepanjang zaman.Firman Allah SWT. :

Artinya : Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah dan tentang sempurnanya); ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2)

             Pada masa modern ini., ketika wilayah ilmu pengetahuan meluas dan banyak hakikat terkait dengan isyarat-isyarat Al-Quran yang sebelumnya tidak ia diketahui. Manusia menjadi bertambah dekat dengan isyarat-isyarat tersebut, serta banyak sekali yang dilakukan penelitian yang khusus oleh para ilmuan muslim dan bukan muslim.
           Kita dapat melihat salah satu keajaiban Al-Quran adalah tentang proses penciptaan manusia yang dibuktikan benar oleh sains modern setelah empat belas abad ia diturunkan. Sungguh membuka fikiran bahawa kita mendapati Al-Quran menerangkan tahap-tahap pembentukan embrio manusia dengan cara yang tidak pernah diketahui sebelum abad ke-19 dan ke-20.
          Sejarah mencatat bahwa penelitian tentang perkembangan embrio manusia itu telah ada sejak zaman Aristoteles (322-384 M) sebelum masihi. Ada dua teori yang berkembang tentang perkembangan janin manuisa, yaitu :
1. Janin bekembang dimulai dari air mani laki-laki atau wanita dan ada makhluk sangat kecil yang berkembang di dalam rahim.
2. Peciptaan dan pembentukan manusia itu terjadi dari darah haid seorang wanita, teori ini dikutrakan oleh pendapat Aristetelas. Ia menambahkan bahwa cairan sperma laki-laki itu memabantu proses pembekuan.

            Tidak ada seorang ilmuwan pun yang menyangkal teori ini hingga sekitar abad ke-19 kemudian. Sehingga, kemudian mucul seorang ilmuwan Redi pada tahun 1668 Masehi dan Pasteur pada tahun 1864 Masehi yang menerangkna teori modernya tentang kejadian janin. Tetapi Al-Quran telah menentang teori Aristotle ini sebelum munculnya Redi sekitar 1100 tahun dahulu.
           Oleh yang demikian itu, dalam kajian ini mencuba membahaskan secara terperinci pekembangan embrio yang diterangkan di dalam Al-Quran dengan kaitannya ilmu anatomi. Perlu diingatkan Al-Quran bukan satu kitab ilmiah akan tetapi di dalam Al-Quran terkandung berbagai ilmu-ilmu yang sesuai sepanjang zaman.


PEMBAHASAN

            Embriologi merupakan satu ilmu yang berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi pada zaman ini. Ia dibicarakan oleh sainstis dalam ilmu Anatomi secara meluas dan mendalam serta melahirkan fakta-fakta yang mengejutkan banyak ilmuan ketika fakta yang disebut oleh al-Quran sejak berpuluh abad dahulu tepat dengan fakta sains. Yang pertama kali dikemukakan oleh Wolff pada 1839 selepas tiga belas abad sebelum masalah itu diteliti secara ilmiah, Al-Quran, hadis dan keterangan para ahli tafsir sejak zaman Ibn Abbas semuanya telah menggarisbawahi konsep ini. Banyak orang yang masuk Islam lewat pendekatan kajian ini. Misalnya, seorang dokter berkebangsaan Thailand yang membaca salah satu kajian tentang fase perkembangan janin dalam Al-Quran :

            Artinya :Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku. lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi makhluk yang lain sifat keadaannya. maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik-baik Pencipta. (Al-Mukminuun : 14)

             Dokter tersebut merasa kagum. Menurutnya salah satu fase perkembangan janin yang berupa mudghah (segumpal daging) sepuluh tahun lalu masih belum dikenal oleh orang. Ia baru dikenal orang setelah adanya penemuan berbagai perangkat pemantau perkembangan janin di dalam rahim saat ia menjadi makhluk hidup. Dengan demikian, tidak mungkin Muhammad saw. menyatakan hal tersebut dari fikiran sendiri. Ia pasti merupakan wahyu yang berasal dari Allah. Kemudian orang itu berucap “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.

A. Difinisi Embriologi :

Dalam Kamus Besar Indonesia difinisi embriologi adalah seperti berikut :
• Embrio : bakal anak (di kandungan) hasil pembuahan sel telur pada stadium permulaan yang kemudian menjadi janin, yang berumur antara satu minggu sampai delapan minggu (pada manusia)
• Embriologi : cabang ilmu biologi mengenai pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan, dan perkembangan embrio.

           Selain itu ada juga menamakan embriologi dengan ilmu janin, ini kerana ada ada persamaan difinisi keduanya seperti yang dikutib oleh Dr. M. Nu’aim Yasim dalam bukunya Fikih Kedoktoran dari Al-Kindi, Al-Kindi medifinisikan Janin manusia ialah “Makhluk yang tercipta di dalam rahim seorang wanita dari hasil pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang berasal dari air mani seorang lelaki. Nama janin diberikan kepada makhluk ini selama masih ada di dalam peruk ibunya.”
          Muhammad Izzuddin Taufiq dalam buku, Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi menggunakan istilah Embriologi dengan menggambarkan proses kejadian manusia ketika di dalam rahim ibu. Secara kesimpulan, dapat disimpulkan bahawa Embriologi ialah ilmu yang membincangkan tentang perkembangan janin manusia dari mula-mula pembuahan hingga lahir menjadi seorang anak. Walaupun ada yang mendifinisikan secara lebih umum melibatkan hewan dan tumbuhan, akan tetapi dalam perbincangan ini cuba memfokuskan tentang embriologi manusia.
           Banyak ayat Al-Quran yang membicarakan tentang Embriologi, antaranya Al-Imran;6, Al-A’raaf:189, Al-Hajj: 5, Al-Mukminuun:12-16, As-Sajdah:8 dan 9, Faathir:11, Yaasin: 77, Az-Zumar: 6, An-najm: 46, Al-Ma’arij: 39, Nuh: 14, Al-Qiamah: 37-38, Al-insan: 2, Al-Mursalaat: 20-21 dan banyak lagi ayat-ayat lain serta hadis shoheh dari Rasulullah saw. 

B. Kejadian penciptaan Manusia menurut Al-Quran.
             Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perempuan, yang diciptakan saling terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah juga diterangkan dalam Al-Quran. Peringkat penciptaan manusia seperti dibawah :

1. Manusia Pertama Diciptakan dari tanah
Penciptaan manusia pertama ini diterangkan di dalam Al-Quran dalam beberapa surah yang berlainan, seperti dalam surah Al-Mukminuun: 12 :

Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal) dari tanah (QS. Al-mukminuun:12)

           Allah berfirman mengabarkan bahwa awal proses penciptaan manusia berasal dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Manusia pertama, yaitu Nabi Adam a.s., Allah ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang dibentuk. Pendapat yang mengatakan thin adalah Manusia pertama iaitu ada kerana di dalam Al-Quran kebanyakan thin digunakan untuk Adam a.s.
Apabila dilihat dari segi ilmu pengetahuan dan pertemuan moden, tubuh manusia mengandungi banyak unsur-unsur yang dikandung oleh tanah. Tubuh manusia terdiri daripada unsur seperti oksigen, higrogen, fosfor, sulfur, nitrogen, kalsium, potassium, sodium, magnesium, kornea dan banyak lagi.
Dengan penjelasan diatas jelaslah bahwa manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Ini diakui oleh fakta sains sendiri akan kebenaran yang dijelaskan di dalam Al-Quran sejak lebih seribu tahun dahulu lagi.

2. Fase Nuthfah
           Nutfah dari segi bahasa ialah air mani sama ada air mani lelaki atau perempuan. M. Quraish Shihab dalam tafsirnya mendifinisikan nutfah ialah nutfah dalam bahasa arab berarti setetes yang dapat membasahi, ada juga yang memahami kata itu dalam arti hasil pertemuan sperma dan ovum . Manakala Dr. Zaghlul An-Najjar mengatakan nuhfah dalam pengertian bahasa Arab bererti air sedikit yang setara dengan satu atau beberapa tetes.




 Ovum dan Sperma (Gambar)


          Sperma lelaki mempunyai kepala dan ekor sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat, kecuali dengan menggunakan mikroskop. Besar masing-masing sperma (air mani) tidak lebih dari satu micron. Satu mikron sama dengan 0.0001 milimiter. Manakala nutfah perempuan pula dinamakan ovum dan ukuran sel ovum sekitar 200mikron. Satu pancaran sperma mambawa 200juta sperma, sedangkan yang membuahi ovum hanya satu sperma saja. Manakala hasil pertemuan antara sperma lelaki dan ovum dinamai oleh Al-Quran sebagai nuthfah amsya :
Artinya: Sesungguhnya Kami telah aturkan cara mencipta manusia bermulanya dari air mani Yang bercampur (dari pati benih lelaki dan perempuan)…. (QS. Al-Insan : 2)

           Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan percampuran air mani lelaki dan perempuan dalam pembentukan janin. Salain itu juga hadis Rasulullah saw. menerangkan tentang pembentukan janin dalam hadisnya :
من كل يخلق الإنسان, من نطفة الرجل ومن نطفة المرأة
Artinya : “(Manusia diciptakan) dari segala yang diciptakan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan”

           Akan tetapi fakta ini baru ditemui sekitar abad ke-19. Sebelum ini Aristoteles mengatakan janin terjadi dari air mani wanita sahaja dan ada mengatakan janin terjadi dari haid dan sperma lelaki hanya untuk proses pembekuan.
           Pada tahun 1883, Van Bander membuktikan bahwa sperma dan ovum memiliki peranan yang sama dalam pembentukan benih yang telah bertemu itu, dan pada 1912, Morgan membuktikan peranan kromosom dalam pembentukan janin. 

3. Fase ‘Alaqah
           Firman Allah SWT. dalam surah Al-Mukminun :
Artinya : “Kemudian Kami jadikan Nuthfah itu ‘Alaqah” (QS. Al-Mukminun: 14)

            Pakar-pakar dalam ilmu embrologi menegaskan selepas terjadi pembuahan iaitu waktu sperma lelaki dapat menembusi ovum wanita, maka nutfah tersebut akan menempel di dinding rahim, dan inilah yang dimaksudkan oleh Al-Quran sebagai ‘Alaqah.

Gambaran ‘Alaqah

          Secara harfiah ‘Alaqah berarti suatu yang menempel dan melekat pada rahim ibu, Hal ini dengan jelas menggambarkan tahap impantasi. Kata ‘alaqah dalam kamus bahasa mempunyai banyak erti, antara lain segumpal darah, atau sejenis cacing yang terdapat di dalam air. Akar kata ‘alaqah yang bererti “tergantung”/meleket. Manakala Ibnul Jauzi seperti yang dipetik oleh buku Al-Quran dan Embriologi mendifinisikan ‘alaqah adalah sejenis darah yang bergumpalan dan kental. Dikatakan juga kerana sifat lembab dan bergantung pada periode yang dilaluinya.
           Peringkat ini jelas digambarkan oleh sains sebagai peringkat zigot iaitu peringkat pertama selepas pesenyawaan melekat di dinding rahim.Tahapan ‘alaqah berlansung sejak akhir minggu kedua hingga beberapa saat sebelum akhir minggu keempat dari usia janin (atau mulai hari ke-15 hingga hari ke-25). Pada pertengahan minggu keempat (hari ke-24 hingga hari ke-26 sejak dimulai proses pembuahan), ‘alaqah mulai beralih ke tahap baru yang disebut Al-Quran denga Istilah mudhghah. 

4. Fase Mudhgah
           Di dalam Ayat Al-Quran surah Al-Mukminun menyebut :

Artinya : Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku. lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; …(QS. Al-Mu’minun: 14)
Gambaran Mudghah

           Mudghah secara harfiah berarti sepotong daging yang telah dikunyah, Al-Quran menggambarkan tahap ini seolah-olah ia adalah sepotong daging atau makanan yang telah dikunyah, dan bekas gigitan gigi nampak jelas pada mudghah ini. Manakala Ibnu Kathir mengatakan Mudghah ialah sepotong daging yang tidak memiliki bentuk dan belum memiliki ukuran. Fase ini dimulai kira-kira pada minggu keempat. Setelah kapsul janin (embrio) terbentuk menjadi tiga tingkatan pada minggu ketiga, mulai terlihat ciri-ciri pertama susunan saraf dan aliran darah.
             Pada minggu keempat atau setelah dua puluh hari masa pembuahan, terlibat permulaan munculnya anggota-anggota tubuh terpenting. Oleh keran itu, ilmu kedoktoran menyatakan bahwa minggu ini adalah awal pembentukan anggota-anggota tubuh. Dalam kamus kedoktoran disebutkan bahwa selama minggu keempat, tubuh janin mulai terbentuk sedikit demi sedikit.
Inilah keistimewaan-keistimewaan terpenting pada minggu keempat. Oleh kerana itu, minggu ini dianggap sebagai awal pembentukan anggota-anggota tubuh. Selama fase ini janin berbentuk seperti mudhghah (segumpal daging).



5. Fase Tulang dan Daging
            Firman Allah SWT. dalam Surah Al-Mu'minun, mengatakan :

Artinya : Kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. …(QS. Al-Mu’minun: 14)

            Setelah sempurnanya peralihan segumpal daging ke tahap pembentukan tulang pada akhir minggu ketujuh usia janin, maka selanjutnya dimulailah proses pembukusan tulang-tulang dengan daging (otot dan kulit) selama seminggu kedelapan (hari ke-50 hingga hari ke-56 sejak tanggal pembuahan) panjang janin pada tahap ini berkisar antara 22mm hingga 31mm.
             Lalu mengapa Al-Quran mengangap fase tulang belulang merupakan fase yang terpisah setelah fase mudghah?. Manakala buku kedoktoran tidak membedakan antara fase mudghah, tulang dan daging(otot). Buku kedoktoran hanya menyusun dengan standar minggu dan hari sahaja.
            Antara sebab utama ialah, pada akhir minggu keempat ini saintis mengakui jantung janin telah mulai detakannya yang pertama hingga dalam hitungan mundur yang bilangan akhirnya bersamaan dengan terhentinya seluruh aktivitas tubuh manusia tidak dapat diketuahui kecuali Allah swt. Selain itu juga banyak perubahan lain seperti yang digambarkan di bawah : 

Minggu ke5, Dua Mata, tangan dan kaki mulai nampak.

 Minggu ke6-7, tali pusat semakin jelas dan semakin jelas sebagai seorng manusia.

Minggu ke-8, muka lebih jelas walaupun berat tidak melebihi 4 gram

Minggu ke9 - 10, Kelopak mata janin mula tumbuh tetapi masih dalam keadaan tertutup.

Minggu ke12-13 tangan janin nampak lebih sempurna, Minggu ke14 mula dapat mendengar denyutan jantung.

Bulan ke6 tali pusat memegan peranan sebagai paru-paru, ginjal dan alat pencernaan. Bayi memasukkan tangan adalah latihan menyusu setelah lahir.

Bulan ke-7, ia terbungkus selapuk amniotik dan telah sempurna. Selapuk amniotik melindungan dari pergantian suhu dan serangan mikrob.

C. Kebenaran Al-Quran Menyanggah Teori Darwin
           Darwin merupakan seorang pemikir barat yang cuba mencari asal usul makhluk hidup terutamanya manusia. Darwin menganggap orang kulit putih Eropah lebih maju daripada ras manusia lainnya. Kerana beranggapan bahwa manusia berevolusi dari makhluk serupa kera, ia berkesimpulan bahwa ada ras orang kulit putih lebih berkembang daripada ras-ras yang lain, dan ras-ras yang lain itu masih memiliki sifat-sifat kera. Dalam bukunya The Descent of Man, yang ia terbitkan setelah The Origin of Species, dengan terus terang Darwin menguraikan (perbedaan besar di antara manusia dari ras-ras yang berlainan) Dalam bukunya. Darwin berpendapat orang kulit hitam dan Aborigin Australia adalah setara dengan gorila, dan menyimpulkan bahwa keduanya, pada saatnya, akan (disingkirkan) oleh (ras-ras beradap)

Darwin berkata :
           Suatu saat nanti, tidak terlalu lama sampai ukuran abad, ras-ras manusia yang beradab hampir pasti akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat yang sama, kera-kera antropomorf (mendekati manusia)... pasti akan punah. Jarak antara manusia dan padanan-padanan terdekatnya akan lebih lebar, kerena hal tersebut akan terjadi dalam keadaan lebih beradab sebagaimana bisa kita harapkan, bahkan daripada jarak orang Kaukasia dan beberapa jenis kera serendah babon, tidak seperti sekarang, antara negro atau pribumi Australia dan gorilla.

           Pada tahun 1986, di afrika, para ilmuan pakar arkeologi menemukan fosil seekor kera. Fosil ini menegaskan dengan pembuktian yang tidak dapat disangkal, bahawa tidak ada sedikitpun hubungan antara kera dan manusia, dari segi keturunan.
(gambar : Teori Darwin)
            Majalah-majalah ilmiah pendukung teori evolusi yang paling terkemukan sekalipun, seperti Science, Nature, Scientific American atau New Scientist, terpaksa mengakui bahwa beberapa segi dalam teori Darwin sudah menghadapi jalan buntu. Para ilmuwan yang mendukung paham penciptaan memenangkan berbagai debat ilmiah ini, dan dengan demikian, menyingkapkan berbagai pernyataan tak berdasar yang diajukan kaum evolusionis. Teori-teori ini sering dibahtah, bukan dari saintis Islam sahaja, malah oleh kebanyakan saintis lain. Manakala kebenaran Al-Quran di akui oleh hampir semua sintis-saintis di dunia.


PENUTUP

         Sudah jelas bahawa keajaiban penciptaan manusia atau keajaiban lain yang ditunjukkan oleh al-Quran bukanlah untuk dikagumi sahaja oleh manusia. Ianya adalah untuk dijadikan petunjuk bagi manusia dan seterusnya meyakini bahawa al Quran benar-benar datang daripada Allah. Manusia patut menginsafi kelemahan diri sendiri dan seterusnya menuruti sebarang perintah Allah tanpa sebarang persoalan.

"Mengapa kamu sanggup engkar kepada Allah, padahal kamu dahulunya tiada, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada- Nya-lah kamu dikembalikan?( QS. Al-Baqarah: 28)
           Hanya saja dalam pendekatan ilmiah semacam ini ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Sebahagian orang begitu bersemangat sehingga mereka menelang mentah-mentah teori ilmiah yang mereka asumsikan sebagai penguat atau bukti dari berbagai isyarat terhadap al-Quran. Padahal tidak semua yang disebutkan dalam lapangan ilmiah merupakan hakikat kebenaran.
Jika kita mengaitkan tafsiran kita terhadapt ayat-ayat Al-Quran dengan beberapa hipotesis atau teori ilmiah yang ada, lalu suatu saat kemudian terbukti hepotesis dan teori itu salah, maka kita akan jatuh pada kekeliruan.
          Secara kesimpulannya, keagungan Al-Quran memang tidak dapat ditadingi oleh sesiapun dan secara jelas menjawab kekeliruan oreintalis yang mengatakan Al-Quran itu dicipta oleh manusia.

Rujukan :

Dr. Muhammad Nuaim Yasin, Fikih Kedoktoran, penterjemah Minur Abidin, ( Pustaka Al-Kausar, cet-4, Jakarta) 2008

Harun Yahya, Pustaka Sains Popular Islami (Keruntuhan teori evolusi), cet-1, Jawa Barat, 2004

Harun Yahya, Pustaka Sains Popular Islami (Manusia dan Alam Semestar), cet-1, Jawa Barat, 2004

Ibnu Kathir, Shahih Tafsir Ibu Kathir, (Terj: Al-Misbahul Munir fi Tahdziibi Tafsiiiri Ibnu Kathir) cet-2, jil 8, Bogor: Pustaka Ibnu Kathir, 2009.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Balai pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, cet-3, Jakarta, 1990

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran, (PT Mizan Pustaka, cet-2, Bandung) 2007.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Penerbit Lentera Hati, Cet-V, Jakarta) 2002, jld-8

Mohammaed Arkoun, Kajian Kontemporer Al-Quran  (Pernerbit PUSTAKA, cet-1, Jakarta) 1998.

Muhammad Ali Albar, Peciptaan manusia kajian Ayat-Ayat Al-Quran dan Hadits dengan Ilmu kedoktoran,  (Mitra Pustaka,  cet-1, 2001, Yogyakarta, 2001)

Muhammad Izzuddin Taufiq, Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi, terjemahan Muhammad Ariffin, Muhammad Masnur Hamzah, Abdul Hafidz Kindi, (PT Tiga Serangkai,cet-1, Solo) 2006

Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran, ( Media Eka Sarana, cet-2)  2003.

Muhammad Quthb, Fenomena Kalam Ilahi, (Pena Pundi Aksara, cet-1, Jakarta) 2005

Nabih Abdurrahman Uthman, Mukjizat Penciptaan Manusia tinjauan Al-Quran dan Medis, (Akbar Media Eka Sarana, cet-1, Jakarta) 2005.

Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains Dalam Sunah buku tiga, (terj Al-I’jaz Al-‘Ilmly fi As-Sunnah An-Nabawiyyah Al-Juz’u Ats-Tsalits), Sinar Grafik Offiset, cet-1, Jakarta, 2007

0 comments:

Catat Ulasan